Guru honorer yang mengajar di SMK Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon, Jawa Barat, Muhammad Sabil Fadhilah dipecat oleh pengurus yayasan sekolah tempatnya bekerja. Sabil dinilai melakukan pelanggaran usai mengomentari unggahan media sosial (IG) Instagram Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
“Benar saya dipecat, tapi di sini (surat) menyatakan pemutusan hubungan kerja, ini karena komentar saya terhadap IG Gubernur Ridwan Kamil,” kata Muhammad Sabil Fadhilah dikutip dari Antara, Kamis (16/3). .
Pemecatan Guru Sabil mendapat tanggapan beragam dari masyarakat. Ada yang menyebut pemecatan itu dilakukan karena Ridwan Kamil yang dikenal dengan humor pedasnya di media sosial bertindak berlebihan. Meski begitu, Ridwan Kamil menjelaskan melalui akun media sosialnya bahwa dirinya tidak pernah meminta pihak sekolah untuk memecat Sabil.
“Menanggapi kabar guru SMK dipecat yayasannya karena mengkritik saya, itu juga mengejutkan saya,” kata Ridwan seperti dikutip dari akun Instagram @ridwankamil, Kamis (16/3).
Lantas apa sebenarnya kasus yang menyebabkan guru Sabil diberhentikan? Seperti apa komentarnya di akun IG Gubernur Jabar itu? Berikut 7 fakta yang dirangkum oleh tim Katadata.co.id
1. Ridwan Kamil Unggah Video Apresiasi Mahasiswa
Pada Senin (13/3) Ridwan Kamil mengunggah video di tengah video call dengan 3 siswa SMPN Tasikmalaya. Dalam pertemuan tatap muka virtual tersebut, Ridwan menyampaikan apresiasinya atas semangat gotong royong dan kemanusiaan yang ditunjukkan ketiga siswa SD tersebut untuk membantu temannya yang sedang kesulitan.
Unggahan Ridwan mendapat respon positif dari mayoritas netizen yang berkomentar. Namun, ada juga netizen yang mempersoalkan penampilan Ridwan Kamil yang muncul dalam video mengenakan jas kuning. Salah satu yang mengomentari dan mempertanyakan warna baju Ridwan adalah guru SMK Cirebon Sabil Fadhilah. Ia berkomentar menggunakan bahasa Sunda.
Mau jadi Gubernur Jabar atau kader partai atau pribadi @ridwankamil??? (Dalam zoom ini, Anda sekali lagi Gubernur Jawa Barat atau partai atau kader pribadi),” kata Sabil.
Ridwan Kamil menanggapi komentar Sabil dengan membalas, “Ceuk maneh gimana? (Bagaimana menurutmu?).
Ridwan lantas menyematkan komentar Sabil hingga mendapat balasan dari netizen lainnya. Rata-rata mempertanyakan penggunaan kata maneh yang digunakan oleh Sabil yang dianggap kurang tepat karena mengandung makna kasar dalam bahasa Sunda bila disampaikan kepada orang yang lebih tua atau tidak terlalu akrab.
2. Pengakuan Guru Sabil
Dalam penjelasannya seperti dikutip Antara, Sabil mengaku penggunaan kata “maneh” memang kurang sopan. Namun dia mengatakan tidak bermaksud kasar kepada Ridwan Kamil.
Menurut Sabil, Ridwan Kamil menurutnya ramah dan bersahaja. Selain itu, ia menyimpulkan bahwa Ridwan Kamil adalah sosok yang santai dalam menjawab omongan netizen.
“Saya tahu saya salah menggunakan kata ‘maneh’, karena dalam bahasa Sunda ada tingkatannya dan kata ‘maneh’ menempati urutan kedua. Karena yang saya tahu, Ridwan Kamil mudah bergaul, apalagi saat muncul. di televisi,” kata Sabil.
3. Karena Persoalan Politik Praktis di Lingkungan Pendidikan
Menurut Sabil, alasan dia mengomentari unggahan Ridwan Kamil karena saat berinteraksi dengan mahasiswa, gubernur mengenakan jas berwarna kuning. Dia mempertanyakan mengapa dia mengenakan setelan itu, mengingat dia berkomunikasi dalam lingkungan pendidikan.
Sabil mengaku mempertanyakan penggunaan kaos kuning karena mengaitkan aktivitas Ridwan dengan latar belakangnya bergabung dengan Partai Golkar. Partai Golkar selama ini identik dengan warna kuning yang merupakan warna partai.
“Kalau berurusan dengan dunia pendidikan, menurut pemahaman saya, tidak ada politik praktis di lingkungan sekolah. Dan Ridwan Kamil saat itu memakai jas kuning,” ujar Sabil.
4. Dua Dasar Api Sabil
Usai Sabil melontarkan kritikan, ia mendapat informasi bahwa Ridwan Kamil mengirimkan pesan pribadi ke akun Instagram sekolah tersebut. Setelah itu yayasan tempat Sabil mengajar mengadakan rapat. Akibatnya, dua yayasan tempatnya mengajar, yakni Yayasan SMK Telkom Cirebon dan SMK Minbauul Ulum Ponpes mengeluarkan surat pemberhentian.
Dalam penjelasannya, Ridwan mengaku tidak meminta pihak sekolah memecatnya. Ia hanya berharap pihak sekolah menindak tegas sesuai aturan namun tidak memecatnya. Ridwan mengaku kaget setelah mendengar kabar Sabil dikeluarkan dari sekolah.
“Saya sudah menghubungi pihak sekolah agar pihak terkait cukup dinasihati dan diingatkan, tidak perlu dibubarkan,” kata RK.
Akibat surat pemecatan itu, Sabil tak bisa lagi mengajar di kedua sekolah tersebut.
5. Sabil tidak perlu dipecat
Pemecatan Sabil langsung viral di media sosial. Pada Rabu (15/3) Ridwan Kamil mengunggah penjelasan di akun media sosial Instagram miliknya. Ia mengunggah cuplikan artikel berjudul “Bersahabat di Dunia Nyata, Kasar di Dunia Cyber”.
Dalam penjelasannya Ridwan Kamil menuliskan 4 poin. Ia mengaku sudah terbiasa dengan kecaman netizen di media sosial. Selain itu, Ridwan Kamil mengaku menganggap enteng komentar seperti Sabil.
“Seorang pemimpin harus terbuka untuk menerima kritik meski kadang disampaikan dengan cara yang kasar. Ribuan kritik masuk, dan saya selalu menanggapinya dengan santai dan sederhana. Kadang tanggapan diberikan dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang-kadang dengan hanya bercanda,” kata Ridwan.
Gubernur Ridwan Kamil menduga kebijakan pembubaran yayasan itu ada kaitannya dengan posisi Sabil sebagai guru. Menurutnya, seorang guru dapat memberikan teladan baik dalam perkataan maupun perbuatan. Di sisi lain, menurutnya pihak sekolah bisa memberikan sanksi karena ingin menjaga nama baik lembaga. Meski begitu, dia berharap pihak sekolah tidak memecat guru Sabil.
6. Kantor Pendidikan Intervensi
Kabar pemecatan Sabil membuat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wahyu Mijaya turun tangan. Dia membuat penjelasan untuk memastikan situasinya.
Menurut Wahyu, penjelasan tersebut menemukan bahwa tidak ada instruksi dari Gubernur Ridwan Kamil untuk memecat Muhammad Sabil Fadilah sebagai guru di SMK Telkom Cirebon dan Pondok Pesantren SMKS Minbauul Ulum.
“Jadi saya tegaskan tidak pernah ada perintah dari Gubernur untuk memecat yang bersangkutan,” kata Wahyu.
Wahyu mengatakan, Dinas Pendidikan telah memastikan Kantor Cabang Dinas (KCD) Cirebon dan memastikan Data Dasar Pendidikan (Dapodik) Sabil masih tercatat di Dinas Pendidikan Jabar. Wahyu pun menyampaikan pesan agar yayasan segera mencabut surat pemutusan hubungan kerja Sabil.
“Dari pernyataan (Sabil) di Instagram, kami sudah sampaikan agar tidak diberhentikan. Tapi apakah yang bersangkutan punya masalah lain dengan pihak sekolah, kami belum tahu. Kalau masalah di luar itu, bukan kewenangan kami. ,” kata Wahyu.
Wahyu menuturkan, sebagai seorang pendidik sudah selayaknya menggunakan bahasa yang baik dalam proses belajar mengajar, kehidupan sehari-hari, maupun di media sosial. Ia menyatakan bahwa layanan tersebut akan selalu mengingatkan para guru untuk menjaga etika dimanapun mereka berada.
7. Bukan Anti Kritik
Tidak hanya penjelasan di media sosial, Gubernur Ridwan Kamil juga menyampaikan penjelasan melalui media. Ia menegaskan kepada wartawan di Bandung bahwa dirinya bukanlah pemimpin yang menentang kritik dari pihak luar termasuk kritik dari guru Sabil.
“Saya tidak anti kritik, saya terbuka, ribuan kritik masuk. Seorang pemimpin tidak bisa anti kritik, jadi saya tidak mengeluarkan pernyataan anti kritik,” kata Ridwan Kamil, di Bandung, Kamis (16/3).
Menurutnya, setiap kritik atau pertanyaan dari pihak luar yang ditujukan kepadanya di dunia maya selalu dijawab berdasarkan kritik atau pertanyaan tersebut. Ia mengaku selalu berusaha merespon dengan baik.
“Kalau saya salah, saya jawab dengan data. Kalau saya bercanda, saya jawab dengan bercanda. Ada sekolah yang bereaksi berbeda, itu momentum aturannya,” kata Ridwan.