Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menetapkan kriteria cawapres 2024.
Namun, pengamat politik menilai kriteria memperebutkan posisi wakil presiden untuk kedua tokoh tersebut tidak menyempit ke angka tertentu. Sebab, ada faktor lain yang perlu diperhatikan calon presiden.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai kedua calon presiden tidak merinci kriteria terpenting, yakni persetujuan masing-masing koalisi parpol. Selain itu, Adi menilai kriteria lain yang tidak ditentukan yang merupakan faktor seleksi.
“Dua kriteria ini yang paling taktis, pragmatis, dan politis. Baru belakangan ini ada kriteria lain yang disinggung ke caleg,” ujar Adi kepada Katadata.co.id, Jumat (21/7).
Adi menilai, kriteria yang disebutkan oleh setiap calon presiden merupakan syarat ideal bagi seorang calon wakil presiden. Namun, kriteria ini tidak dapat didahulukan dari persetujuan dan keterpilihan partai politik.
Seperti diketahui, Anies dan Ganjar memaparkan kriteria cawapres pada acara Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata 2023 pada Kamis (20/7).
Ganjar menyatakan, kriteria wapres ideal baginya adalah energik, memiliki visi yang sama, dan dapat melakukan pekerjaan tertentu. Sementara itu, Anies menambahkan dua kriteria baru, yakni berlatar belakang hukum yang bersih dan matang.
Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, mengatakan Anies menginginkan seorang sahabat yang mengetahui posisinya di pemerintahan jika terpilih.
Artinya sudah tahu kapasitas wakil presiden seperti apa dan kapan saatnya bersinergi dengan presiden, kata Jati kepada Katadata.co.id.
Anies Baswedan (Katadata – Muhammad Zaenuddin)
Jati berpendapat bahwa kriteria ini mengutamakan kepentingan pemerintah di atas kepentingan pribadi. Namun, Jati belum mau menyebutkan nama yang menurutnya sesuai kriteria.
Sementara itu, Jati memaknai kriteria tidak bermasalah sebagai sosok yang tidak memiliki dosa politik. Artinya, tokoh tersebut tidak memiliki rekam jejak korupsi, kolusi, nepotisme, atau hal-hal yang mengarah pada penyalahgunaan kekuasaan.
Jati menjelaskan kriteria yang dihadirkan Ganjar sebagai sosok yang bisa berperan sebagai penyelenggara pemerintahan. Akhirnya Ganjar digadang-gadang menjadi sosok yang bisa menjaga konsolidasi internal pemerintahan.
“Dalam bayangan saya, mungkin Pak Ganjar akan fokus ke eksternal, lalu perwakilan yang dia inginkan lebih ke internal,” ujarnya.
Jati pun menduga Ganjar mempersempit pilihan wakil presiden yang diinginkannya. Sementara itu, Anies masih memberikan gambaran umum soal calon pasangannya di 2024.
Namun, Jati menegaskan proses pemilihan wakil presiden Partai Demokrat 2024 sejauh ini masih dinamis. Karena itu, kriteria Jati yang dikemukakan Ganjar dan Anies hanya sebagai pedoman untuk mendukung parpol.
“Itu menjadi semacam pedoman untuk mengevaluasi dan menilai sosok mana yang dianggap cocok untuk jabatan tersebut,” kata Jati.
Sebelumnya, PDIP mengungkap nama yang berpotensi mendampingi Ganjar Pranowo. Nama-nama tersebut antara lain Mahfud MD, Erick Thohir, Sandiaga Uno, Andika Perkasa, hingga Ridwan Kamil.
Sementara Anies bersama Nasdem, Parti Keadilan Sejahtera, dan Parti Demokrat masih menggodok nama calon wakil presidennya. Salah satu nama yang diharapkan mendampinginya adalah Agusb Harimurti Yudhoyono.
Reporter: Andi M. Arief