Perhimpunan Penggilingan Padi dan Padi Indonesia atau Perpadi sebelumnya menyatakan panen raya akan dimulai pada awal Maret 2023. General Manager Koperasi Pasar Induk Cipinang, H. Zulkifli Rasyid mengatakan, saat ini beras hasil panen dalam negeri mulai masuk ke pasar. pasar. Pasar Induk Beras Cipinang.
Namun, Zulkifli menyayangkan kualitas beras yang dipanen kurang baik, seperti kadar air yang tinggi hingga mencapai 17% akibat cuaca buruk.
“Beras sudah mulai dipanen minggu ini, tapi dengan informasi pertama kualitasnya kurang bagus karena kadar airnya mencapai 17 persen. Selain itu saya menyayangkan harganya masih tinggi,” kata Zulkifli kepada Katadata.co.id saat ditemui di Pasar Beras Utama Cipinang, Jumat (24/2).
Zulkifli mengatakan, akibat cuaca buruk selama ini, padi dalam jumlah banyak tidak bisa ditanam. Sedemikian rupa sehingga para petani mengaku teralihkan ke tanaman kering yang sering terkena air hujan.
“Karena cuaca terus buruk, stok beras hasil panen di pasar tidak banyak, dan kualitasnya juga semakin buruk,” ujarnya.
Namun, dia yakin jumlah beras yang dipanen akan meningkat signifikan pada akhir Maret 2023. Dengan begitu, harga beras yang saat ini terus naik diharapkan perlahan turun.
“Cuaca yang tidak pasti saat ini sangat menghambat masa panen. Karena apa? Jika cuaca terus hujan seperti ini, kami tidak bisa berjemur. Meskipun beberapa pabrik besar memiliki oven untuk mengeringkan beras, namun tidak sebaik menjemur beras di bawah sinar matahari. Jadi ini menghambat panen,” katanya.
Sementara itu, Zulkifli mengatakan keterbatasan jumlah beras dan distribusi yang terhambat mengakibatkan tingginya harga hasil panen beras di pasaran. Alasannya, ungkap dia, harga rata-rata beras panen saat ini dijual di atas harga eceran tertinggi atau HET pemerintah.
“Jadi harga beras panen tidak bisa kembali ke harga sebelumnya yang berada di bawah HET yang ditetapkan pemerintah. Kuantitasnya juga tidak banyak,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha Penggilingan Padi dan Padi Indonesia atau Perpadi, Sutarto Alimoeso mengatakan, panen raya akan berlangsung antara Maret hingga April 2023.
“Pada dasarnya sekitar bulan itu, sebenarnya kalau melihat situasi dengan lanina, waktu panen bisa sedikit lebih cepat dari biasanya,” kata Sutarto, kepada Katadata.co.id, Kamis (9/2).
Sutarto mengungkapkan, beberapa petani di beberapa daerah sudah mulai panen pada Februari seperti di Sragen, Demak, Lamongan, Ngawi, dan Karawang. Namun, dia menegaskan panen raya tetap dilakukan pada Maret hingga April 2023.
“Setelah Lamongan dan Ngawi mulai panen, nanti Bojonegoro mulai panen, kemudian Madiun. Jadi panen ini mulai sedikit demi sedikit dulu, lalu puncaknya sekitar Maret-April,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan untuk beberapa daerah yang akan mulai melaksanakan panen raya yaitu di Provinsi Jawa Barat ada Subang Atas, kemudian setelah itu ada Karawang, Cirebon, hingga Pamanukan. Sementara untuk Provinsi Jawa Tengah, panen raya pertama dimulai dari Kota Demak di Pantai Utara, kemudian disusul Pantai Selatan.
Departemen Pertanian Amerika Serikat atau USDA memproyeksikan produksi beras dunia mencapai 503,27 juta metrik ton MT pada musim 2022/2023, turun 11,78 juta MT atau 2,29% dari musim 2021/2022.
Musim ini China menjadi negara penghasil beras terbesar yakni 147 juta MT. Sementara itu, Indonesia merupakan produsen beras terbesar keempat di dunia, sekaligus nomor satu di Asia Tenggara dengan estimasi produksi sebesar 34,6 juta MT pada musim 2022/2023.