Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan data pertimbangan pemerintah dalam pencabutan status wabah Covid-19. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo mencabut status pandemi pada Rabu (21/6).
Wiku menjelaskan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan kriteria untuk mendefinisikan suatu epidemi. Kriteria tersebut adalah keadaan luar biasa atau tidak biasa, risiko terhadap kesehatan internasional, dan memerlukan koordinasi lintas negara.
“Bisa dikatakan Covid-19 bukan lagi darurat umum dan bencana nasional di Indonesia,” kata Wiku melalui saluran resmi Sekretariat Presiden, Kamis (22/6).
Wiku memaparkan empat data terkait kondisi Covid-19 di Tanah Air, yakni kasus positif harian, kematian, kasus aktif, dan bed occupancy di rumah sakit rujukan. Semua data menunjukkan penurunan lebih dari 90 persen dalam tiga tahun terakhir.
Wiku menyebutkan puncak kasus positif harian terjadi dua kali, yakni pada 15 Juli 2021 karena varian Delta dan 16 Februari 2022 karena varian Omicron. Menurutnya, rata-rata kasus harian saat serangan varian Delta mencapai 16.041 kasus, sedangkan varian Omicron mencapai 18.138 kasus.
Wiku mencatat rata-rata harian kasus positif pada Januari-Juni 2023 sebanyak 533 kasus. Angka tersebut turun lebih dari 97 persen dari rata-rata puncak varian Omicron.
Selain itu, kata Wiku, rasio kasus aktif saat ini kurang dari 1 persen atau 0,14 persen. Sedangkan kasus aktif gelombang pertama mencapai 17,61 persen dan gelombang kedua hampir 9 persen.
Sementara itu, tingkat hunian tempat tidur atau BOR di rumah sakit rujukan kini hanya 1,7 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan BOR kelompok pertama yang mencapai 78 persen dan gelombang kedua sebesar 60 persen.
Sementara itu, peningkatan kematian harian menurun lebih dari 94 persen selama periode ini dibandingkan gelombang pertama dan kedua. “Dengan perkembangan yang baik, kondisi faktual ini cukup sebagai dasar untuk membatalkan status pandemi di Indonesia,” kata Wiku.
Wiku mengatakan pemerintah akan mengeluarkan kebijakan lanjutan terkait hal tersebut selama masa endemik. Ia mengimbau masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin Covid-19 hingga dosis keempat atau second booster.
Wiku mencatat, yang menerima vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster baru sebanyak 38 persen dari target 181,56 juta orang. Secara total, pemerintah telah menyuntikkan lebih dari 444 juta dosis sejauh ini.
Reporter: Andi M. Arief