Sekelompok penjahat bersenjata menyandera empat pekerja yang membangun base transceiver station ZTE atau BTS milik BAKTI Kominfo di Okbab, Kabupaten Gunung Bintang, Pegunungan Papua. Mereka bahkan melukai para sandera dengan senjata tajam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata dari beberapa sumber resmi, peristiwa itu terjadi saat rombongan baru saja mendarat di Bandara Okbab pukul 08.50 WIB, Jumat (13/5). Rombongan menggunakan PK-ELM Eagle Nusantara Air dari Bandara Oksibil menuju Bandara Okbab pada pukul 08.50 WIB, Jumat (13/5).
Rombongan terdiri dari enam orang diantaranya Kepala Dinas Kominfo Bukit Bintang, Alferus Sanuari, Staf Distrik Okbab Peas Kulka, dan Senus Pemuda Distrik Borme Lepitalem. Selain itu, ada juga tiga karyawan PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera atau IBS, yakni Benjamin Sembiring, Asmar, dan Feryan Erlangga.
Pukul 08.55 WIB, lima orang terduga Kodap XXXV Bintang Timur yang membawa dua parang langsung membawa enam orang tersebut menjauh sekitar 50 meter dari landasan pacu Bandara Okbab. Para sandera diminta untuk berdiri berdampingan, kemudian dilucuti dan dilucuti dari semua harta benda mereka.
Kelompok itu kemudian membacok tiga karyawan PT IBS yakni Benjamin Sembiring, Amar dan Feri.
Namun, kelompok bersenjata tersebut hanya membebaskan dua dari enam sandera, yakni Kepala Dinas Kominfo Gunung Bintang, Alferus Sanuari, dan Benjamin Sembiring yang merupakan petugas Menara BTS ZTE. Mereka juga meminta agar Pemerintah Kabupaten Gunung Bintang membayar Rp. 500 juta jika ingin membebaskan sandera lainnya.
Alferus dan Benjamin kemudian diterbangkan ke RS Gunung Bintang pukul 11.15 WIB. Mereka mendapat perawatan medis di rumah sakit.
Sedangkan empat lainnya masih menjadi sandera kelompok bersenjata tersebut. Sumber itu juga tidak mengetahui kondisi luka tusuk yang dialami Asmar dan Feryan yang disandera.
Berdasarkan informasi, sebelum berangkat ke lokasi, Bupati Okbab melapor ke Dinas Kominfo Gunung Bintang untuk meminta agar pembangunan ZTE BTS Tower di wilayahnya dilanjutkan. Pihak berwenang sedang mengoordinasikan penangkapan dua karyawan IBS dan dua orang di Distrik Okbab.
Aliansi Demokratik Untuk Papua (ALDP) mencatat adanya praktik penyelundupan senjata api di Papua sejak 2010-2022. Total kumulatif mencapai 56 senjata.
Saat ini silent transaction sedang berlangsung di masa pandemi Covid-19. Pada tahun 2021 dengan total 18 senjata. Sedangkan pada tahun 2020 mencapai 12 pucuk senjata.