Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bikin heboh netizen setelah mengunggah foto dirinya duduk santai berbincang dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. Foto itu ramai ketika Ganjar menulis tentang rambut putihnya dan Basuki yang biasa disapa Pak Bas di caption foto tersebut.
“Pak Bas dan saya sedang berpikir keras mencari nama untuk komunitas rambut putih nasional. Mohon bantuannya untuk mengusulkan nama dan singkatan yang keren,” tulis Ganjar di akun Instagram pribadinya kemarin, Kamis (9/2).
Unggahan Ganjar mendapat beragam komentar dari pengguna Instagram. Berbagai nama tertulis di sana, antara lain Komunitas Rapuh alias Rambut Putih, Komunitas Rambut Putih Rajin Kebangsaan, dan ada yang menyebut Pemimpin Penuh Perubahan atau KPU.
Selain komentar soal nama, tak sedikit yang mengaitkan unggahan Ganjar dengan kontestasi Pilkada 2024. Pasalnya, Presiden Joko Widodo pernah menyebut penggantinya adalah orang berambut putih. Dalam pidatonya kepada para relawan pada Sabtu (26/11), Jokowi menyebut empat nama, yakni Ganjar, Pak Bas, Hatta Rajasa, dan Prabowo Subianto.
Dalam sambutannya, Jokowi mengingatkan para relawan untuk berhati-hati dalam memilih calon pimpinan. Meski begitu, Jokowi berdalih saat ditanya apakah pernyataannya terkait dukungan terhadap salah satu tokoh tersebut untuk menjadi capres.
“Kalau wajah bersih dan tidak ada kerutan di wajah, hati-hati,” kata Jokowi di Gelora Bung Karno saat itu.
Arti Unggah Hadiah
Tulisan Ganjar dengan Pak Bus yang memamerkan rambut putihnya mendapat reaksi beragam. Apalagi, Ganjar yang merupakan politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan digadang-gadang bakal menjadi capres. Ganjar juga mengunggah foto rambut putih tepat setelah pidato Jokowi.
Ganjar menduduki peringkat pertama dalam survei yang dilakukan beberapa lembaga. Sementara itu, Pak Bas disebut-sebut sebagai salah satu sosok yang diharapkan PDIP menjadi wakil presiden. Survei terbaru yang dirilis LSI pada 7-11 Januari 2023, Ganjar menjadi capres tertinggi.
PDIP dalam berbagai kesempatan memastikan akan membawa kadernya sendiri sebagai calon presiden. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat berbicara dalam diskusi di Sekolah Partai PDIP di Lenteng Agung, Jumat (3/2) bahkan mengisyaratkan harapannya untuk mencalonkan pasangan capres dan cawapres.
Peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional Wasisto Raharjo Jati mengatakan, foto tersebut merupakan bentuk humor atas pernyataan Presiden Joko Widodo di penghujung tahun 2022. Jati menilai publikasi foto tersebut di media sosial sebagai upaya Ganjar meredam tensi politik saat memasuki era politik. tahun politik. Menurutnya, Jokowi tidak memaknai rambut putih itu secara harafiah, melainkan secara harafiah.
“Pak Jokowi lebih banyak menyampaikan uban tentang kerja keras dan mampu mengkoordinasikan visinya dengan pemerintahan saat ini,” ujar Jati kepada Katadata, Jumat (10/2).
Di sisi lain, Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto A. Wibowo menilai foto tersebut merupakan upaya politik Ganjar untuk maju di Pilpres 2024. Kunto melihat Ganjar ingin mengingatkan masyarakat bahwa dirinya didukung langsung oleh presiden karena berambut putih. .
Kunto mengatakan pesan itu diselimuti gambar dan keterangan singkat yang terdengar seperti lelucon. Kunto menilai efek ini berhasil karena Basuki kerap menjadi bahan guyonan Presiden Jokowi saat wartawan mencoba mengonfirmasi sosok berambut putih yang terlibat.
“Coba dengan tokoh lain yang berambut putih, tidak lucu. Coba berfoto dengan Pak Ma’ruf Amin, tidak lucu,” kata Kunto.
Peta Dukungan Partai Capres 2024 (Katadata)
Menghargai Peluang dalam Pemilihan Presiden
Kunto menganalisis potensi Ganjar sebagai capres PDIP pada Pilpres 2024 masih 50%. Menurut Kunto, PDIP masih berpotensi memilih Ketua DPR Puan Maharani dan kader lainnya sebagai capres. Apalagi, pemilihan capres dari PDIP merupakan hak prerogatif Pimpinan PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Saya kira masih 50:50 antara Puan, Ganjar, atau tokoh lainnya. Mungkin saja tokoh lain tiba-tiba muncul,” kata Kunto.
Kunto mengatakan, peluang terbesar Ganjar untuk mendapatkan tiket di Pilpres 2024 hanya ada pada PDIP. Pasalnya, hanya PDIP yang bisa mengusung calon presiden saat ini tanpa berkoalisi dengan partai politik lain. Dia melihat peluang Ganjar untuk maju dalam pemilihan presiden dari partai politik lain kecil jika ia dicalonkan oleh partai politik lain.
“Apakah koalisi bersedia menyerahkan tiket kepada kader parpol lain? Jadi, menurut saya, peluangnya lebih kecil lagi,” kata Kunto.
Senada dengan Kunto, Jati tak yakin Ganjar bisa mencalonkan diri di Pilpres 2024 dari partai politik selain PDIP. Menurutnya, koalisi parpol saat ini sangat dinamis dan parpol yang berkuasa di DPR memiliki hak veto dalam memilih orang yang mendapat tiket di Pilpres 2024.
Lebih jauh, Jati melihat lima parpol peraih kursi di DPR memiliki hak veto untuk mencalonkan atau tidak mencalonkan seseorang di Pilpres 2024. Dengan kata lain, pendapat parpol cukup signifikan di Pilpres 2024. kepresidenan. pemilihan presiden 2024.
“Namun, caleg populis belum tentu dicalonkan karena lima parpol teratas di DPR selalu memiliki hak veto,” kata Jati.
Sementara itu, Jati masih belum mengetahui apakah Ganjar akan disokong PDIP untuk maju di Pilpres 2024. Menurutnya, PDIP berbeda dengan parpol lain yang jelas menunjukkan keutamaannya.
“Di PDIP semua tergantung ketua. Nah, itu yang membuat orang luar sulit membaca langkah PDIP,” ujar Jati.
Reporter: Andi M. Arief