Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjelaskan alasan utama proyek Sodetan Ciliwung tertunda selama enam tahun. Ia menjelaskan, proyek tersebut terkendala dengan pembangunan saluran air di kawasan Kebon Nanas, Jakarta Timur.
Pekerjaan outlet bermasalah akibat pelebaran saluran hingga terkendala pembebasan rumah warga. Padahal, pengerjaan inlet yang menghubungkan Kali Ciliwung dan Banjir Kanal Timur dilakukan antara 2013 hingga 2016.
“Secara fisik masuk (mulus), tapi secara keseluruhan ada beberapa kendala sehingga tidak maksimal,” kata Heru di Jakarta, Kamis (26/1) dikutip dari Antara.
Selain itu, ada pula data yang perlu dirinci oleh Pemprov DKI Jakarta dan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Namun, semua masalah ini telah diselesaikan.
Heru menuturkan, untuk saat ini proyek tersebut akan menjalani uji coba sebelum mulai beroperasi sesuai jadwal. Selain itu, perlengkapan dan penutup untuk kontrol saluran pembuangan sedang dibangun.
Proyek saluran air limbah Kali Ciliwung di Jakarta Timur, Selasa (24/1). Foto: Andi M. Arief. (database)
Dia juga mengatakan, tidak ada lagi pembebasan lahan di proyek tersebut. Sebanyak 25 kepala keluarga telah pindah ke rumah susun dengan skema sewa.
Pengerjaan proyek ini sempat terhenti pada 2015 dan akan dilanjutkan kembali pada 2021. Bahkan, diproyeksikan saluran got Ciliwung mampu mengurangi banjir di Jakarta hingga 10%.
Kapasitas sedotan bisa mencapai 60 meter kubik per detik. Sedangkan anggaran pembangunan untuk pekerjaan proyek ini mencapai Rp 683,9 miliar.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan proyek pembangunan Sungai Ciliwung Sodetan selesai pada April 2023. Terowongan sepanjang 1,3 kilometer yang menghubungkan Sungai Ciliwung dengan Kanal Banjir Timur ini akan mengurangi debit banjir di DKI Jakarta menjadi 211 hektare dari posisi saat ini. seluas 318 hektar.
“April 2023 selesai, kanal Ciliwung sudah 6 tahun terhenti,” kata Jokowi saat meninjau proyek tersebut, Selasa (24/1).