Presiden Joko Widodo menyatakan peluang Partai Solidaritas Indonesia atau PSI memenangkan Pemilihan Umum atau Pemilihan Umum 2024 cukup tinggi. Pasalnya, mayoritas pemilih pada pemilu 2024 menjadi target pasar partai.
Jokowi mencatat, pemilih berusia 17-39 tahun atau pemilih muda jumlahnya mencapai 59% dari total jumlah pemilih pada Pemilu 2024. Kepala Negara memandang PSI sebagai partai politik anak muda.
“Jadi, PSI berpeluang besar karena segmen pasarnya sesuai dengan demografi pemilih di Pemilu 2024, sampai 60%. Itu besar sekali,” kata Jokowi di Jakarta, Selasa (31/1).
Jokowi menyebut PSI memiliki peluang besar meski baru-baru ini menjalin kontak dengan PDIP. Sentuhan terakhir antara PSI dan PDIP adalah pencalonan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden untuk pemilihan presiden 2024.
Seperti diketahui, Ganjar sudah menjadi kader PDIP sejak menjadi anggota DPR. Saat itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri belum memutuskan calon presiden mana yang akan maju di Pilpres 2024.
Alhasil, Megawati menyindir PSI sebagai partai politik yang mendukung kader dari partai lain. Namun, Jokowi menganggap dua hal tersebut sebagai hal yang biasa terjadi. “Ya, itu normal dalam politik. Itu normal,” kata Jokowi.
Sindiran Megawati itu dilontarkan pada peringatan 50 tahun PDIP, Selasa (10/1). Saat itu, ia menyindir partai politik yang membonceng kader partai lain dan menimbulkan kesan bahwa partai politik tidak memiliki kader sendiri.
Sehari berselang, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, mengaku pidato tersebut merujuk pada pihaknya. “Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati PSI meminta maaf kepada Puan Mega,” ujarnya dalam video yang diunggah di kanal media sosial YouTube PSI.
Reporter: Andi M. Arief