Ganjar Pranowo resmi menjadi calon presiden PDI Perjuangan. Sejauh ini belum ada kepastian siapa calon wakil presiden yang akan mendampingi Gubernur Jawa Tengah. Namun, Presiden Jokowi menyebut ada tujuh nama yang berpotensi mendampingi Ganjar.
“Banyak (cocok). Ada Tuan Erick, Tuan Sandiaga Uno, Tuan Mahfud, Tuan Ridwan Kamil, Cak Imin, dan Tuan Airlangga,” kata Jokowi usai salat Idul Fitri 1444 Hijriah di Masjid Sheikh Zayed Solo, Sabtu (22/4).
Jokowi tak menutup kemungkinan Ganjar disandingkan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Bahkan, spekulasi ini ramai bulan lalu. Survei Charta Politika menunjukkan jika Ganjar berpasangan dengan Prabowo bisa mendapatkan elektabilitas tertinggi, dibandingkan ketika Ganjar berpasangan dengan tokoh lainnya. Berikut pengungkapannya:
Peluang Duet Ganjar-Prabowo di Pilpres 2024 (Katadata)
Bagaimana dengan aksi tujuh tokoh ini, hingga disebut sebagai calon wakil presiden versi Presiden Jokowi?
1. Prabowo Subianto
Nama ketua umum Partai Gerindra ini sudah banyak terdengar oleh masyarakat Indonesia sebagai calon presiden yang gigih. Tercatat tiga kali ia maju dalam kompetisi Pemilihan Umum Indonesia, dari 2009 hingga 2019, namun tak pernah menang.
Ia memulai perjuangan politiknya dalam Pemilihan Umum sebagai wakil presiden pimpinan PDI-P, Megawati Soekarnoputri. Sayangnya, pada Pemilu 2004, pasangan ini kalah dari SBY-JK.
Nama Prabowo muncul di pemilu 2009, namun kali ini sebagai calon presiden dengan Hatta Rajasa sebagai wakilnya. Prabowo-Hatta Rajasa kalah dari Jokowi-JK saat itu.
Tak gentar, Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pilpres 2019 bersama Sandiaga Uno. Kekalahan pahit harus mereka telan, karena mampu dinyatakan menang berdasarkan hitungan cepat oleh tim internal Badan Pemenang Nasional alias BPN.
Nama Prabowo sebenarnya tidak masuk dalam radar calon wakil presiden, karena sudah ada koalisi yang mencalonkan dia sebagai calon presiden. Bersama Partai Kebangkitan Bangsa, Gerindra membangun Gabungan Indonesia Bersatu atau KIB.
2.Erick Thohir
Lahir pada 30 Mei 1970, Menteri BUMN ini merupakan anak dari Teddy Thohir, salah satu pengusaha yang turut membesarkan Astra International. Kakaknya, Garibaldi ‘Boy’ Thohir, dikenal sebagai pengusaha tambang batu bara di bawah bendera Adaro Energy.
Seperti ayah dan kakaknya, Erick juga seorang pengusaha. Dia adalah pendiri Mahaka Group yang berfokus pada bisnis media dan hiburan. Erick juga tertarik berbisnis di bidang olahraga. Terbukti dengan sejarah kepemilikannya di klub sepak bola Inter Milan pada tahun 2013, klub bola basket NBA Philadelphia 76ers, dan klub sepak bola Amerika DC United.
Di Indonesia, namanya dikenal sebagai mantan Komisaris Utama Peresib Bandung dan mantan manajer Persija Jakarta. Puncaknya, ia menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia alias PSSI sejak Februari lalu.
3. Sandiaga Uno
Pria kelahiran Gorontalo yang lahir di Pekanbaru ini awalnya tidak berkarir di bidang politik. Sandi adalah seorang pengusaha, orang dibalik Saratoga Investment (SRTG) yang didirikan pada tahun 1998 dan memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 26 triliun.
Kariernya di dunia politik baru dimulai pada 2015 dengan bergabung di Partai Gerindra. Ia mencalonkan diri sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi kader PKS Anies Baswedan. Mereka memenangkan pemilihan gubernur.
Namun Sandi tidak menyelesaikan masa jabatannya, karena Prabowo meminta pria itu mendampinginya sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2019. Sayangnya, mereka kalah.
Di penghujung tahun 2020, Presiden Jokowi mengangkat Sandiaga sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wishnutama. Dia memegang posisi ini sampai sekarang.
4. Mahfud MD
Mahfud dikenal sebagai seorang akademisi, tepatnya guru besar hukum tata negara dari Universitas Islam Indonesia. Pada Pilpres 2019, ia dikabarkan mendampingi Jokowi sebagai wakil presiden, namun digantikan oleh Ma’ruf Amin.
Pada masa kepemimpinan Gus Dur, dari tahun 2000 hingga 2001, beliau menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia. Di era Jokowi, ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan sejak 2019.
5.Ridwan Kamil
Sebelum menjadi politikus, Gubernur Jawa Barat adalah seorang arsitek. Ayahnya adalah seorang akademisi dari Universitas Padjadjaran, Atje Misbach Muhjiddin. Pria yang kerap disapa Kang Emil ini memiliki gelar Master di bidang Urban Design dari University of California, USA. Ia pernah menjadi dosen tidak tetap di Departemen Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung selama 14 tahun, sebelum terjun ke dunia politik pada 2013.
PKS dan Gerindra melantik Kang Emil sebagai Wali Kota Bandung bersama Oded Muhammad Danial. Mereka berhasil menang dan memimpin ibu kota Jabar hingga 2018. Emil melaju ke Pilkada Jabar 2018 bersama Uu Ruzhanul Ulum dan menang.
6.Muhaimin Iskandar
Dikenal sebagai Cak Imin, pria ini dikabarkan mendampingi Prabowo Subianto di Pilkada 2024. Bagaimanapun, dia adalah pimpinan umum PKB yang bersama Gerindra membangun KIB.
Ia pernah menjadi Wakil Ketua DPR RI selama dua periode, dari 1999 hingga 2009, sebelum diangkat menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada era Jokowi pada 2009-2014. Selanjutnya, Cak Imin tercatat sebagai wakil ketua MPR RI selama satu tahun, dari 2018-2019.
Namun meski kariernya di dunia politik berkembang pesat, ia adalah anak dari keluarga Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif, Jombang. Cak Imin muda juga aktif dalam berbagai kajian dan gerakan mahasiswa Islam.
7.Airlangga Hartanto
Orang terakhir dalam daftar tokoh yang disebut bisa mendampingi Ganjar, adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian periode 2019-2024. Ia adalah anak dari Hartarto Sastrosoenarto, Menteri Perindustrian pada era Soeharto.
Sama seperti Sandiaga, Airlangga memulai karirnya sebagai pengusaha. Beliau adalah pemilik PT Graha Curah Niaga, sebuah perusahaan distribusi pupuk. Karirnya melejit hingga setingkat komisaris di PT Sorini Corporation, Tbk.
Dia masuk politik pada tahun 1998 dengan Partai Golkar. Delapan tahun lalu, ia duduk di Senayan sebagai anggota DPR, dari 2006 hingga 2009. Menaiki tangga politik hingga terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada 2017.
Mengikuti jejak sang ayah, ia menjadi Menteri Perindustrian sejak 2016 dan naik menjadi Menteri Koordinator Perekonomian pada 2019.