Kejaksaan Agung (Kejagung) menyita sejumlah aset berupa kendaraan dan uang terkait dugaan korupsi penyediaan infrastruktur BTS 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Aset kendaraan yang disita antara lain unit BMW X5, unit Toyota Innova Venturer, unit Lexus RX300, dan unit Honda HRV. Selain mobil, Kejaksaan juga menyita tiga unit sepeda motor mewah bermerek Triumph, Ducati, dan BMW R 1250 GSA.
Sedangkan uang rupiah yang disita sebesar Rp 10,15 miliar, terdiri dari:
Rp 1.007.963.375 disita dari saksi MAKU dalam perkara Tersangka YS, Rp 213.348.794 disita dari saksi S/Direktur PT Rambinet Digital Network dalam perkara Tersangka YS, Rp 6.711.204.300 disita dari saudara Parahi Ayangan melalui TMHAL (tersangka) Bumi. dalam hal Tersangka AAL; Rp 200.000.000 disita dari saksi JS dalam perkara AAL Suspect; Rp 32.500.000,- yang disita dari SSD saksi dalam perkara Suspek AAL; Rp 200.000.000,00 disita dari saksi GW dalam kasus AAL Suspect, 00 dirampas dari saksi AAL; Rp30.000. DA dalam perkara tersangka AAL Rp 534.346.736 disita dari saksi GAP dalam perkara tersangka AAL Rp 300.000.000 disita dari saksi MFM dalam perkara tersangka AAL Rp 650.000.000 disita dari saksi FYP dalam perkara tersangka RUPS;
Selain itu, uang dalam valuta asing yang dirampas dari saksi N dalam perkara tersangka RUPS, yaitu uang tunai senilai US$ 6.400 (Rp 98,3 juta); tunai S$ 110.234 (Rp 1,26 miliar), tunai € 3.720 (Rp 61,2 juta), dan 11 ringgit Malaysia (Rp 37.403).
“Selain aset berupa kendaraan dan uang, Tim Pemeriksa juga melacak aset tersangka berupa tanah dan bangunan,” kata Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, Kuntadi, dalam surat kabar . rilis, Senin (13/3).
Tim Investigasi akan kembali memeriksa Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate pada Rabu 15 Maret 2023. Pemeriksaan kedua ini akan dilakukan untuk mendalami beberapa poin:
Posisi yang terlibat adalah sebagai Pengguna Anggaran (PA) terutama tanggung jawabnya terkait keuangan karena ada tanda-tanda kesepakatan yang terlalu mahal dan tidak baik untuk menaikkan harga. Kebijakan tersebut terkait dengan perencanaan pembangunan BTS yang seharusnya dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun, namun baru dilaksanakan dalam jangka waktu 1 tahun. Ada tanda-tanda manipulasi pertanggungjawaban progres atau progres proyek sehingga seolah-olah 100% produksi bisa dilakukan terlebih dahulu. Penjelasan saudara yang bersangkutan, saksi GAP (Gregorius Alex Plate), yang diduga menikmati keuntungan terkait kedudukan JGP, saudara kandungnya.