Kementerian Kesehatan menyiapkan Emergency Medical Team (EMT) untuk menangani kegawatdaruratan medis selama musim haji 2023. Tim ini dibentuk untuk menekan angka kesakitan dan kematian jemaah haji Indonesia di Arab Saudi.
Kepala Puskesmas Haji, Liliek Marhaendro mengatakan, EMT akan diisi oleh berbagai dokter spesialis yang akan ditempatkan di masing-masing sektor agar bisa segera mengobati jemaah yang sakit. “Ini salah satu strategi penyelenggaraan kesehatan haji tahun ini,” ujarnya dalam keterangan media, Kamis (18/5).
Tim EMT terdiri dari 15 dokter spesialis yang terdiri dari anestesi, penyakit dalam, bedah, neurologi dan kardiologi serta 12 dokter umum. Untuk membantu tugas dokter di EMT, Kementerian Kesehatan telah mengirimkan 43 perawat IGD/ICU/ER.
Tim akan diberitahukan untuk memberikan pelayanan kesehatan di 5 sektor di wilayah Madinah dan 11 sektor di Mekkah yang dekat dengan asrama jamaah. Selain itu, tim juga disiagakan di posko khusus antara lain Masjid Nabawi, Terminal Syib Amir Masjidil Haram, Arafah dan Mina.
Menurut Liliek, EMT akan selalu mengikuti pergerakan jamaah terutama pada fase Armuzna. “Hal ini bertujuan untuk memudahkan jemaah mendapatkan pelayanan kesehatan, terutama ketika ada keadaan darurat yang tidak bisa ditangani oleh tenaga kesehatan jemaah dalam rombongan.
Selama ibadah haji 1443 H/2022, Kementerian Kesehatan mencatat 89 jamaah meninggal dunia. Terdiri dari 87 jemaah reguler dan dua jemaah khusus. Penyebab kematian paling umum adalah penyakit jantung.
Dari jumlah itu, 27 jemaah meninggal dunia pada masa sebelum Armuzna atau Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sebanyak 16 jamaah meninggal pada masa Armuzna. Sementara 46 jemaah meninggal dunia pada periode setelah puncak Armuzna Haji.
Untuk menjalankan tugasnya, Liliek menjelaskan bahwa EMT akan bekerja sama dengan Tim Penanggulangan Krisis Pertolongan Pertama Jemaah Haji (PKP3JH), Tim Perlindungan Haji, dan petugas layanan lanjut usia yang direkrut khusus oleh Kementerian Agama.
EMT sebelumnya dikenal sebagai Tim Aksi Cepat. Tim ini dibentuk untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada jemaah yang membutuhkan penanganan medis mendesak. Tim ini bertugas melakukan deteksi dini kondisi kesehatan jemaah, melakukan tindakan tanggap darurat medis, dan melakukan rujukan bagi jemaah yang membutuhkan perawatan di KKHI dan RSAS.