Kementerian Luar Negeri atau Kementerian Luar Negeri menerima permintaan untuk mengadakan pertemuan bilateral dari 13 negara dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN di Jakarta pekan ini. Beberapa pertemuan tersebut telah dilakukan dengan beberapa negara undangan di luar ASEAN.
“Tapi 13 itu masih sangat dinamis, karena kadang menyesuaikan waktu tapi ternyata tidak bisa bertemu karena waktunya tidak sesuai dan lain sebagainya,” ujar Menlu Retno Marsudi kepada wartawan di Wisma 46 BNI , Jakarta, Senin (10/7).
Retno tidak membeberkan daftar lengkap negara yang telah mengajukan diri. Namun, beberapa di antaranya merupakan negara undangan seperti Selandia Baru, China, Timor Leste, India, Jepang, Uni Eropa, dan Inggris.
Pertemuan bilateral sebagian besar akan diadakan pada Rabu, 12 Juli. Sedangkan agenda pada Selasa, 11 Juli 2023 akan menjadi hari pertama pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN.
Retno mengatakan ada tiga pertemuan utama para Menlu ASEAN yang akan digelar besok. Ketiganya adalah pertemuan pembahasan zona bebas senjata nuklir di ASEAN (SEANWFZ), pertemuan dengan Human Rights Committee in ASEAN (AICHR) dan pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN dengan format pleno.
Jika pada Rabu fokus pada pertemuan para Menlu ASEAN dalam format retret dan bilateral, pada Kamis (13/7) akan dimulai Post-Ministerial Meeting (PMC). PMC dijadwalkan dengan beberapa negara undangan seperti India, Rusia hingga Kanada dan Uni Eropa.
Pada hari terakhir, Jumat (14/7), akan digelar beberapa agenda seperti East Asian Foreign Ministers’ Summit (EAS) ke-13 dan ASEAN Regional Forum (ARF). Retno dalam pertemuan sebelumnya merinci ada delapan pokok bahasan utama yang akan dibahas pada pertemuan minggu ini antara lain:
Memperkuat penegakan prinsip-prinsip dalam Piagam ASEAN dan berbagai kode etik seperti TAC, SEANWFZ, dan ASEAN Review on the Indo-Pacific (AOIP) untuk menciptakan perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Terus memperkuat Keyakinan Building Measures/CBM saat mulai memperkuat diplomasi preventif Tolak Nuclear Weapon States (NWS) untuk bergabung dalam Perjanjian SEANWFZ Penyelesaian Protokol Panduan untuk mempercepat penyelesaian negosiasi Code of Conduct di Laut China Selatan Menyelesaikan pembentukan ASEAN Maritime Review Diskusikan konkrit kerja sama penguatan ketahanan pangan, arsitektur kesehatan kawasan, penguatan kerja sama maritim dan transisi energi termasuk ekosistem kendaraan listrik 7. fokus pembahasan kerja sama konkrit terkait implementasi ASEAN Review on the Indo-Pacific atau AOIP Pembahasan lebih lanjut ORA dan PIF sebagai bagian dari implementasi AOIP untuk menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan.