Gedung perakitan farmasi RS Salak Bogor terbakar pada pukul 13.30 WIB. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meminta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) setempat mengaudit seluruh instalasi bangunan cagar budaya untuk antisipasi kebakaran.
Anggota Gabungan Pemadam Kebakaran, TNI dan Polri berusaha menertibkan dan memadamkan api di gedung perakitan apotek RS Salak Bogor.
Kapolres Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso mengatakan, operasi dilakukan sejak awal diketahui adanya kebakaran di RS Salak Bogor.
“Betul. Semula ada empat mobil pemadam kebakaran, sekarang penanganan dilanjutkan dengan penambahan mobil,” kata Bismo di Bogor, Jumat (7/4).
Lebih dari delapan mobil pemadam kebakaran bergantian memasuki Jalan Sudirman yang aksesnya ditutup untuk lalu lintas kendaraan.
Akses lalu lintas dari bundaran Air Mancur telah ditutup dan rekayasa lalu lintas sedang dilakukan. Sepeda motor dan mobil diputar balik atau diarahkan ke Jalan RE Marthadinata.
Sedangkan dari arah sistem satu arah (SSA), lebih tepatnya di depan Istana Bogor, kendaraan yang menuju Jalan Sudirman ditutup.
Terpantau sedikitnya empat ruangan yang terbakar dalam kejadian ini, yakni ruang pemeriksaan kesehatan, instalasi farmasi dan menjalar ke ruangan panjang koperasi.
Bima Arya Sugiarto yang berada di lokasi mengatakan, awalnya diduga kebakaran akibat korsleting listrik di ruang pemeriksaan kesehatan. Ruangan itu kosong ketika kebakaran terjadi.
“Kamarnya kosong, bukan ruang perawatan, jadi tidak ada pasien yang tertimpa. Petugas masih berupaya memadamkannya,” kata Bima.
Seluruh Bangunan Cagar Budaya Bogor Diinspeksi
Bima Arya juga meminta Disparbud setempat mengaudit seluruh instalasi bangunan cagar budaya untuk antisipasi kebakaran.
“Untuk bangunan cagar budaya diperiksa. Harus dipastikan hidran juga berfungsi di titik terdekat,” kata Bima.
Bima menyampaikan, kebakaran di RS Salak Bogor diduga akibat korsleting listrik, bukan karena bahan kimia yang mudah meledak atau yang lainnya. Namun, harus ada peninjauan terhadap hidran kebakaran atau sambungan air darurat.
“Kita audit dulu. Saya pesankan dinas PUPR dan Perumkim, bangunan cagar budaya, bangunan penting strategis untuk dicek instalasi listriknya,” kata Bima.
Menurut Bima, kebakaran yang terjadi di gedung ruang pemeriksaan kesehatan, instalasi farmasi RS Salak dan batas gedung polisi militer Denpom III/1 yang didirikan pada 1894, harus dijadikan peringatan kesiapan hidran. dan pemeriksaan instalasi listrik secara berkala.
Bima mengatakan gedung RS Salak Bogor yang lama akan mendapat perhatian untuk perbaikan, termasuk penyediaan obat-obatan dari Dinas Kesehatan untuk mengisi kekurangan akibat kebakaran tersebut.
“Kalau pasien aman, jauh di dalam. Yang dilaporkan adalah ruang administrasi, keuangan, farmasi. Kami minta Dinas Kesehatan membantu obat-obatan. Gedungnya akan dibantu untuk diperbaiki,” ujarnya.