Beberapa kapal penumpang dan kargo ditangguhkan karena cuaca buruk. Kondisi cuaca tersebut menimbulkan risiko gelombang tinggi yang berisiko terhadap keselamatan pelayaran.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem. Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah mengeluarkan peringatan terkait potensi cuaca ekstrem di akhir tahun yang bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru.
“Kami sudah berkoordinasi dengan BMKG dan BNPB untuk mengantisipasi potensi cuaca yang tidak bersahabat di akhir tahun ini,” kata Menkominfo saat memantau jalan tol Jakarta – Cikampek, Jumat (23/12).
Berikut beberapa kapal pesiar penumpang yang tertunda karena cuaca buruk:
1. Jalur kapal Lombok-Sumbawa
Balai Besar Pengelola Angkutan Darat Wilayah XII Provinsi Bali mengeluarkan pengumuman terkait penundaan pemberangkatan kapal penyeberangan dari Pulau Kayangan Lombok – Pulau Pototano, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Penundaan itu dilakukan karena kondisi cuaca ekstrem pada pukul 10.20 WITA-11.30 WITA, Sabtu (24/12).
Hal ini menyebabkan beberapa kapal pesiar dibatalkan. Dari 27 feri yang beroperasi, hanya 10 yang dapat digunakan.
Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) Kayangan Iskandar mengatakan, kecepatan angin di tengah laut mencapai 40-50 knot dan tinggi gelombang laut sekitar dua hingga tiga meter.
Keadaan ini berbahaya bagi keselamatan pelayaran karena kecepatan angin yang sesuai untuk pelayaran yaitu 20-25 knot dan tinggi gelombang laut 0,5 sampai 1,5 meter.
2. Berpesiar ke Natuna dan Anambas
PT Pengangkutan Sungai, Tasik dan Feri (ASDP) Tanjung Uban, Provinsi Kepulauan Riau menghentikan sementara layanan kapal penumpang tujuan Anambas dan Kepulauan Natuna akibat cuaca buruk.
“Kapal roro tersebut berdasarkan keputusan manajemen ASDP untuk menunda keberangkatan berdasarkan prakiraan cuaca dan peringatan gelombang tinggi dari BMKG,” kata Kepala UPT Penyelenggara Pelabuhan Wilayah IV Kabupaten Natuna dan Anambas, Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Riau, Muhammad Fadhal. di Natuna, Jumat (24/12)
Tak hanya kapal Roro, hal yang sama juga terjadi pada kapal Pelni seperti Belt Nusantara yang dihentikan sementara dari layanan trayek Natuna-Anambas, kecuali KM Bukit Raya untuk sementara belum ada perubahan jadwal.
Sementara itu, kapal kargo saat ini sedang tidak berlayar karena cuaca buruk dan diperkirakan akan berdampak pada pasokan pangan, seperti disampaikan Satgas Pangan Kabupaten Natuna beberapa hari lalu.
3. Bakauheni-Peacock Cruise
Layanan penyeberangan Bakauheni-Merak dihentikan sementara akibat cuaca buruk pada Kamis (22/12). Akibatnya, kendaraan yang hendak menyeberang menumpuk di pelabuhan, namun pelayanan kapal penyeberangan sudah normal sejak Jumat dini hari (23/12).
General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, Suharto mengatakan, cuaca buruk dan angin kencang yang terjadi di Pelabuhan Merak Banten cukup mengganggu dan membahayakan kapal dalam proses bongkar muat, sedangkan di Pelabuhan Bakauheni tidak terlalu ekstrim. dibandingkan Merak.
“Di Pelabuhan Bakauheni memang tidak se-ekstrim di Pelabuhan Merak, tapi kami sesuaikan dengan kondisi di sana,” ujarnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Jawa Barat akan menjadi wilayah yang paling terdampak bencana cuaca ekstrem sepanjang 2021.
BPS menyebutkan, jumlah kejadian cuaca ekstrim di Jabar tahun lalu mencapai 478 kejadian. Angka ini bahkan dua kali lipat dibanding Jawa Tengah yang berada di urutan kedua dengan 206 kejadian.