Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengatakan, tersangka Gubernur Papua Lukas Enembe akan menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu di Rumah Sakit Pusat Militer (RSPAD) Gatot Soebroto setibanya di Jakarta.
Pantauan, Lukas Enembe tiba di Jakarta pukul 20.45 WIB setelah ditangkap di Jayapura, Papua. Namun, Lukas Enembe tidak langsung dibawa ke Gedung KPK, melainkan akan dibawa terlebih dahulu ke Rumah Sakit Militer Gatot Soebroto, Jakarta Pusat karena alasan kesehatan.
“Setibanya di Jakarta, saudara LE (Lukas Enembe) akan menjalani pemeriksaan kesehatan di RSPAD didampingi tim KPK,” kata Firli dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (10/1).
Terkait kronologis penangkapan Lukas Enembe, dia menjelaskan pihaknya mendapat informasi bahwa Lukas Enembe berencana ke Kabupaten Tolikara melalui Bandara Sentani pada Selasa.
“KPK mendapat informasi tersangka LE akan ke Mamit, Tolikara, Selasa 10 Januari 2023, lewat Bandara Sentasi (bisa jadi jalan keluar tersangka LE dari Indonesia),” kata Firli.
Setelah mendapat informasi tersebut, lanjut Firli, KPK kemudian menghubungi Wakapolda, Komando Brimob, dan Kapolsek Binda Papua untuk membantu penangkapan Lukas Enembe di Bandara Sentani.
“Itu karena yang bersangkutan akan keluar dari Jayapura dan berusaha memindahkan tersangka ke Jakarta,” katanya.
Selanjutnya, pada pukul 12.27 Wit, tambah Firli, upaya penangkapan paksa terhadap Lukas Enembe dilakukan oleh aparat KPK bersama aparat penegak hukum di kawasan Abepura, Papua.
Kemudian, Lukas Enembe dibawa ke Mako Brimob Papua untuk ditahan menunggu pemindahan ke Jakarta paling lambat pukul 15.00 WIB oleh Trigana Air via Manado, Sulawesi Utara.
Sebelumnya, KPK telah menetapkan Lukas Enembe bersama Direktur PT Tabi Bangun Papua Rijatono Lakka (RL) sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap dan suap terkait proyek pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua.
Tersangka Rijatono Lakka dituding menyerahkan Rp 1 miliar kepada Lukas Enembe setelah terpilih menggarap tiga proyek infrastruktur di Pemprov Papua, yakni proyek tahun jamak peningkatan jalan Entrop-Hamadi senilai Rp 14,8 miliar. , proyek rehabilitasi infrastruktur pendukung Integrasi PAUD dengan nilai Rp13,3 miliar, dan proyek penataan lingkungan fasilitas lomba tembak outdoor AURI dengan nilai proyek Rp12,9 miliar.
KPK juga menduga tersangka LE menerima hadiah lain sebagai hadiah terkait jabatannya sebesar miliaran rupiah. Saat ini Komite Antikorupsi terus mengembangkan isu penerimaan gratifikasi.