liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Waspada, BMKG Umumkan 14 Wilayah Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem

Waspada, BMKG Umumkan 14 Wilayah Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem

2 minutes, 25 seconds Read

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengimbau sejumlah daerah di Indonesia waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada 27-28 Desember. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, cuaca ekstrem ini berpotensi terjadi dalam sepekan hingga 1 Januari 2023.

Berdasarkan analisis cuaca terkini, kondisi atmosfer dinamis di sekitar Indonesia masih berpotensi besar meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah pada pekan depan, kata Dwikorita dalam keterangan resmi, Selasa (27/12).

Kondisi atmosfer dinamis yang dapat memicu peningkatan curah hujan antara lain sebagai berikut:

Pertama, Monsun Asia menunjukkan aktivitas yang cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir yang berpotensi disertai cold call dan fenomena aliran lintas ekuator yang secara signifikan dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah barat, tengah, dan selatan Indonesia.

Teriakan dingin Asia merupakan fenomena yang cukup sering terjadi saat Monsun Asia sedang aktif yang menandakan adanya potensi massa udara dingin yang mengalir dari benua Asia ke arah selatan.

Pengaruh munculnya cold call ini dapat meningkatkan potensi hujan di wilayah barat Indonesia bila disertai dengan fenomena CENS (cross equatorial north surge) yang menandakan adanya aliran massa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia. melintasi khatulistiwa.

Pengaruh serangan dingin dari Asia yang disertai CENS dapat berdampak tidak langsung terhadap peningkatan curah hujan dan kecepatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan.

Kedua, adanya indikasi terbentuknya pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu terbentuknya pola pemompaan dan perlambatan angin di sekitar wilayah selatan Indonesia pada ekuator serta dapat meningkatkan potensi pertumbuhan hujan. awan dan angin kencang di sekitar wilayah Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara, serta mempengaruhi peningkatan gelombang tinggi di perairan Indonesia.

Ketiga, siklon tropis 95W berkembang di Samudera Pasifik bagian utara Papua Barat, tepatnya sekitar 8,8°LU 130,9°BT, dengan kecepatan angin maksimal 15 knot dan tekanan minimal 1008 mb. Berdasarkan citra satelit Himawari-8 selama 6 jam terakhir menunjukkan aktivitas konvektif yang signifikan, terutama di bagian utara sistem.

Model ramalan numerik menunjukkan bahwa sistem ini bergerak ke arah barat-barat laut dari wilayah Indonesia. Potensi sistem untuk berkembang menjadi siklon tropis selama 24 jam ke depan termasuk dalam kategori Rendah.

Keempat, aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang disertai fenomena Kelvin dan Rossby Equatorial Wave masih menunjukkan kondisi yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrim dalam beberapa minggu mendatang di wilayah Indonesia.

Berdasarkan platform informasi prakiraan dampak berbasis dampak BMKG, terdapat 14 wilayah yang berpotensi untuk diwaspadai pada 27-28 Desember 2022:

1.DKIJakarta
2. Jawa Barat
3. Jawa Tengah
4. Jawa Barat
5. DI Yogyakarta
6. Jawa Timur
7.Banten
8. Kembali
9. Nusa Tenggara Barat
10. Nusa Tenggara Timur
11. Sulawesi Selatan
12.Maluku
13.Papua
14. Papua Barat

Dalam rekomendasinya, BMKG meminta pihak terkait antara lain untuk:
memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem pengelolaan sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Selanjutnya melakukan pengelolaan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak memotong lereng atau penebangan pohon yang tidak terkendali serta melaksanakan program penghijauan yang lebih masif.

Masyarakat pengguna angkutan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai upaya beradaptasi dan mereduksi situasi ini.

Selain itu, para pemangku kepentingan dapat lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan bencana hidrometrologi.

Similar Posts